<script data-ad-client="ca-pub-5711100486565833" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> AGUNG KURNIAWAN: 3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Jumat, 08 Juli 2022

3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

1. Aksi Nyata Modul 3.1

SARASEHAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN DIKLAT CGP

1.1 Peristiwa (Fact)

a.      Latar Belakang Program

Buku adalah jendela ilmu pengetahuan dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara untuk membuka jendela tersebut agar kita bisa memperoleh banyak ilmu pengetahuan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ternyata anggapan ini salah. Masih banyak jendela ilmu pengetahuan selain buku yang dapat dijadikan sebagai sumber bacaan atau literasi. Melalui kegiatan literasi secara online, diskusi, observasi, maupun praktikum, maka kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat membawa perubahan terhadap diri kita.

Ilmu tidak akan bermakna jika kita tidak membaginya dan mengamalkannya. Ilmu akan lebih kita pahami jika kita mampu membaginya pula kepada rekan lainnya. Pada dasarnya ilmu adalah sesuatu yang akan dapat lebih berkembang jika selalu kita gunakan dan kita bagi dengan sesama. Tidak dapat kita pungkiri, apabila kita memahami sebuah materi dan materi itu hanya kita pahami tanpa kita asah lagi dengan mempelajari ulang dan mengamalkannya, maka materi itu tanpa kita sadari lama kelamaaan akan hilang dan kita lupakan. Hal ini yang mendasari saya untuk melakukan kegiatan sarasehan ataupun diskusi kecil dengan rekan guru mengenai ilmu yang saya dapat selama mengikuti Diklat Calon Guru Penggerak. Sarasehan merupakan suatu kegiatan yang saya lakukan sesuai dengan peran saya sebagai guru penggerak, yaitu mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran murid. Dengan mengadakan program ini secara tidak langsung saya akan lebih termotivasi untuk mempelajari materi yang telah saya pelajari pada Diklat Calon Guru Penggerak lebih mendalam lagi.

b.      Proses Berjalannya Aksi Nyata

Program kegiatan berbagi ilmu ini saya lakukan melalui kegiatan sarasehan, dimana kegiatan ini saya lakukan disaat ada waktu luang. Dalam berbagi ilmu ini kegiatan saya lakukan dengan santai, yaitu saat sedang mengobrol dengan teman dan disela-sela kegiatan meeting. Alasan kenapa saya memilih kegiatan yang bersifat non formal adalah karena pada dasarnya saya dan rekan-rekan semua mempunyai kemampuan yang sama, hanya saja bisa dikatakan saya mendapatkan ilmu ini lebih dahulu. Sehingga saya merasa tidak pantas jika saya melakukan sharing ilmu dengan kegiatan formal yang terkesan saya menggurui rekan guru. Selain itu dengan kegiatan yang santai ilmu lebih mudah ditangkap, hal ini terbukti dengan rekan guru yang antusias juga untuk mempraktikkan ilmu yang mereka dapatkan.

Kegiatan sarasehan ini saya lakukan dengan memberikan materi selama saya mengikuti Diklat Calon Guru Penggerak. Dalam kegiatan sarasehan ini kami juga melakukan diskusi dan tanya jawab terkait materi yang saya sampaikan. Pada kegiatan sarasehan ini salah satu ilmu yang saya bagikan adalah pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan pada salah satu kasus yang saya hadapi di sekolah dimana saya berperan sebagai pemimpin pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya materi ini menjadi salah satu materi yang sangat diminati oleh teman-teman saya. Karena selama ini sebagai pengambil keputusan dalam pembelajaran, kami sejujurnya tidak memperdulikan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, dalam pengambilan keputusan kami hanya mempertimbangkan dampak terbaik dan terburuk dari keputusan yang akan kami ambil.

    

Video Aksi Nyata:


c.      Dampak Aksi Nyata

Program sarasehan berbagi ilmu dan pengalaman diklat CGP ini sangat berdampak positif bagi teman-teman saya. Setelah adanya program ini banyak teman-teman yang tertarik untuk mengikuti Diklat Calon Guru Penggerak dengan alasan banyak ilmu dan pengalaman baru yang didapatkan selama mengikuti Diklat Calon Guru Penggerak. Selain itu dengan adanya sharing ilmu ini, kami semakin semangat untuk dapat mengembangkan program sekolah yang dapat memajukan mutu pendidikan di sekolah kami. Semangat itu muncul seiring dengan banyaknya ilmu yang kami diskusikan selama sarasehan berlangsung. Teman-teman juga sangat bersemangat untuk mempraktikkan ilmu yang kami diskusikan saat sedang melakukan pembelajaran ataupun menjalankan tugas tambahan di sekolah.

 

1.2 Perasaan (Feeling)

Dalam merencanakan aksi nyata berupa berbagi ilmu dengan rekan sejawat saya sangat senang karena dengan mengikuti program guru penggerak inilah saya dapat dengan percaya diri merencanakan kegiatan berbagi ilmu melalui kegiatan sarasehan diwaktu luang. Kegiatan sarasehan saya lakukan diwaktu luang secara santai sambil bercanda namun tetap dalam koridor berbagi ilmu. Setelah kegiatan berbagi ilmu dan pengalaman selama mengikuti program diklat CGP kepada rekan sejawat selesai, perasaan puas tentulah muncul dalam benak saya karena saya telah menunaikan kewajiban saya sebagai pendidik dan orang yang berilmu untuk tetap selalu berbagi dengan rekan sejawat, karena ilmu menjadi sangat bermanfaat apabila kita bagi dengan sesama guru untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

 

1.3 Pembelajaran (Finding)

          Dalam melaksanakan aksi nyata berupa berbagi ilmu dengan teman sejawat terkait dengan pembelajaran yang didapat selama mengikuti diklat CGP ternyata tersirat beberapa hal yang sangat bermakna sebagai seorang guru dalam mengelola pembelajaraan dan memajukan pendidikan, yaitu: 1. perlunya kolaborasi atau kerjasama dalam mengelola pembelajaran, 2. sangat perlu adanya komunitas praktisi sesama guru mapel untuk mengelola pembelajaran, 3.sangat perlunya keterampilan sosial emosional dalam mensikapi hal-hal baru dalam pembelajaran.

 

1.4 Penerapan ke Depan (Future)

          Kegiatan berbagi ilmu dengan rekan sejawat ternyata sangat memberikan manfaat dalam perbaikan mutu pembelajaran, sehingga kedepan sangat diperlukan dan diperhatikan keterampilan dalam menyampaikan hal-hal yang baru dan ketrampilan sosial emosional sehingga rekan sejawat menjadi tertarik dengan kegiatan positif yang kita lakukan dan ilmu yang kita berikan menjadi bermakna bagi teman sejawat. Dengan demikian ilmu yang kita berikan akan semakin bermanfaat untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan memajukan pendidikan pada umumnya.


2. Aksi Nyata Modul 3.2

PRAKARSA PERUBAHAN “ PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

 2.1 Peristiwa (Fact)

  1. Latar Belakang Program

Setiap sekolah mempunyai aset yang berbeda dan dapat dikembangkan sebagai upaya dalam memajukan pendidikan. Aset/modal yang dimiliki oleh sekolah saya adalah modal manusia berupa guru yang kreatif dan cakap IT, serta murid yang mandiri dan cerdas. Modal fisik berupa ruang kelas, wifi, listrik, laboratorium, meja, kursi, aula/gedung olahraga, lapangan upacara, LCD dan lain-lain. Selain itu dari sisi modal lingkungan, sekolah saya mempunyai lingkungan yang asri.  Lingkungan sekolah yang asri ini dapat digunakan murid untuk melakukan pengamatan terhadap objek-objek di lingkungan sekolah dalam melakukan pembelajaran. Dengan aset yang dimiliki sekolah saya ini lah yang mendasari saya untuk membuat prakarsa perubahan berupa “Pembelajaran aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan”.

 

  1. Proses Berjalannya Aksi Nyata

Kegiatan saya awali dengan berdiskusi dengan Kepala Sekolah tentang aset sekolah, Dalam kesempatan ini saya dan Kepala Sekolah berdiskusi tentang aset-aset yang dimiliki dan dapat dikembangkan di sekolah kami. Dengan mengetahui aset-aset tersebut maka saya menyusun prakarsa perubahan yang akan saya jalankan di sekolah saya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah saya. Melalui kegiatan diskusi ini kami juga memetakan aset yang dimiliki murid. Murid merupakan objak utama dalam sistem pembelajaran, sehingga dalam menyusun sebuah program kita harus mengetahui aset yang dimiliki oleh murid terlebih dahulu.

Langkah selanjutnya adalah mencari contoh nyata penerapan pembelajaran aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan, serta menggali potensi diri dalam mengorganisasi kelas dan  menerapkan keterampilan pedagogik dalam pengelolaan kelas. Kegiatan literasi yang saya lakukan untuk mencari contoh nyata penerapan pembelajaran aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan adalah dengan melalui sumber online berupa artikel  di internet terkait dengan kegiatan tersebut. Setelah mendapatkan gambaran pembelajaran, kemudian saya menyusun rencana pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkanya di dalam kelas. Pembelajaran yang saya lakukan adalah murid dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil dimana masing-masing kelompok diberikan sebuah kasus yang berbeda. Dalam penyelesaian kasus tersebut masing-masing kelompok diberikan kebebasan dalam menggunakan cara yang sesuai dengan kreativitas mereka untuk dapat menemukan solusi dari kasus yang diberikan dengan penerapan konsep secara faktual berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari.  Dalam kegiatan pembelajaran saya meminta rekan guru / kepala sekolah / pengawas untuk mengobservasi, sehingga saya dapat mengevaluasi pembelajaran yang saya lakukan.  Langkah akhir setelah pelaksanaan program adalah saya mensosialisasikan hasil karya murid kepada rekan guru sebagai upaya mengapresiasi kreatifitas dari murid.


Video Aksi Nyata:


c.      Dampak Aksi Nyata

Dengan penerapan pembelajaran aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan ini terlihat bahwa pembelajaran menjadi lebih menarik dan murid menjadi lebih antusias dalam pembelajaran. Dalam setiap kegiatan pembelajaran terlihat bahwa murid lebih semangat untuk mengikuti semua proses pembelajaran. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pemahaman murid terhadap materi yang diberikan. Semua ini terbukti dengan nilai dari murid lebih baik dari nilai pembelajaran sebelumnya.

2.2 Perasaan (Feeling)

Dalam merencanakan aksi nyata berupa Prakarsa Perubahan “Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan” saya merasa sangat senang dan merasa tertantang karena prakarsa perubahan dengan langkah BAGJA merupakan hal baru yang saya implementasikan langsung dalam pembelajaran bersama dengan murid. Dalam pembuatan prakarsa perubahan dengan langkah BAGJA sangat memerlukan ketelitian dan kecermatan sehingga apa yang saya rencanakan nantinya dapat terlaksana dengan baik.

 

2.3 Pembelajaran (Finding)

          Dalam melaksanakan aksi nyata berupa Prakarsa Perubahan “Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan” terdapat kendala diantaranya adalah waktu pelaksanaan program yang secara real berbenturan dengan kegiatan siswa pasca penilaian akhir tahun, sehingga secara teknis kegiatan siswa di sekolah termasuk dalam minggu yang tidak efektif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga saya harus melakukan pendekatan secara personal kepada ketua kelas dari kelas VIII C dan VIII F untuk saya berikan materi terkait dengan aksi nyata saya ini. Dengan demikian aksi nyata berupa prakarsa perubahan penerapan pembelajaran aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan dapat berjalan dengan lancar. Pembelajaran yang saya dapatkan dari aksi nyata ini bahwasanya setiap pembelajaran yang bermutu pasti memerlukan persiapan yang bermutu pula, namun tidak lepas pula dari kreatifitas guru dalam mengemas pembelajaran sehingga siswa merasa tertarik dan berkolaborasi dengan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

 

2.4 Penerapan ke Depan (Future)

          Kegiatan aksi nyata berupa Prakarsa Perubahan “Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan” memberikan manfaat dalam perbaikan mutu pembelajaran, sehingga kedepan sangat diperlukan dan diperhatikan keterampilan guru dalam merencanakan pembelajaran, berkolaborasi dengan murid dalam membuat program pembelajaran yang sesuai dengan konsep diferensiasi pembelajaran sehingga siswa dilatih untuk terus aktif, berkreasi sesuai dengan kemampuan mereka terkait dengan pembelajaran yang berwawasan lingkungan.


3. Aksi Nyata Modul 3.3

PENGELOLAAN PROGRAM  “ PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

 3.1 Peristiwa (Fact)

  1. Latar Belakang Program

Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang memerdekakan. Tujuan dari pendidikan adalah kemerdekaan. Merdeka berarti setiap murid bisa memilih gaya belajar seperti apa saja, menggunakan media apa saja, dan belajar sesuai dengan minat mereka. Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Hal ini yang mendasari saya dalam menyusun program pengembangan yang berdampak pada murid yaitu “Pembelajaran aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan” dengan melibatkan murid dalam menyusun program. Program ini juga sebagai tindak lanjut dari prakasa perubahan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah saya.

 

  1. Proses Berjalannya Aksi Nyata

Kegiatan yang saya lakukan adalah menyusun program kegiatan dengan mengajak murid berdiskusi tentang pembelajaran yang mereka inginkan. Dalam kesempatan ini murid dituntun untuk dapat mengutarakan suaranya terkait pembelajaran yang mereka inginkan. Setelah murid menyatakan suaranya, kemudian murid diberikan kesempatan untuk memilih jenis pembelajaran yang akan mereka lakukan sesuai dengan minat mereka. Dari pilihan murid ini maka pembelajaran dilakkukan secara deferensiasi. Adapun diferensiasi yang dilakukan dalam pembelajaran adalah diferensiasi proses, dimana proses pembelajaran yang dilakukan adalah diskusi, belajar di alam, serta literasi. Dengan pembelajaran yang berdeferensiasi ini maka murid akan lebih aktif dan kreatif, serta memanfaatkan lingkungan sebagai bahan belajar. Materi pembelajaran yang saya bahas bersama dengan murid adalah terkait dengan tema Klasifikasi pada Tumbuhan dengan produk akhir adalah siswa menghasilkan karya berupa Herbarium atau awetan tumbuhan yang dikeringkan kemudian ditempel pada permukaan sterofoam. Di akhir pembelajaran murid diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya ataupun hasil penelitianya. Hasil karya ataupun hasil penelitian murid ini juga saya sosialisasikan kepada rekan guru lain, sebagai upaya mempromosikan kepemilikan murid.

Urutan gambar-gambar dibawah menjelaskan adanya aktifitas saya sebagai guru dalam melakukan diskusi bersama dengan siswa terkait dengan pembelajaran yang mereka inginkan, diantaranya saya menuntun murid untuk menyatakan suaranya, menyatakan pilihannya, dan juga mempromosikan kepemilikan siswa terhadap teman sejawat selaku guru juga.

Video Aksi Nyata:



c. Dampak Aksi Nyata

Dengan program kegiatan yang melibatkan murid dalam penyusunannya ini terlihat bahwa murid lebih antusias dan bertanggungjawab atas pembelajaran yang mereka lakukan.  Hal ini tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar murid, dimana hasil belajar murid menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil pembelajaran sebelumnya. Selain itu dengan terlaksananya program ini juga memberikan motivasi terhadap guru lain untuk mengembangkan pembelajarannya sebaik mungkin.

 

3.2 Perasaan (Feeling)

Dalam merencanakan aksi nyata berupa Pengelolaan Program “Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan” saya merasa sangat senang dan merasa bangga dengan keaktifan dan kreatifitas murid selama pembelajaran saat berdiskusi dalam penyampaian minat belajar mereka. Dalam pelaksanan aksi nyata murid sangat asik dan senang dengan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan minat mereka, terlebih lagi dengan murid yang suka belajar dialam merasa sangat senang karena jarang bapak dan ibu guru mengajak mereka untuk belajar di alam atau lingkungan sekitar sehingga mereka berkomentar agar pembelajaran seperti yang saya lakukan ini sering-sering dilakukan bapak dan ibu guru. Saya sendiri sebagai guru juga merasa sangat lega karena melihat murid yang begitu antusias dalam melakukan pembelajaran.

 

3.3 Pembelajaran (Finding)

          Dalam melaksanakan aksi nyata berupa Pengelolaan Program “Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan” dapat saya ambil pelajaran bahwasanya pembelajaran yang mengedepankan keaktifan murid akan terasa menarik, sehingga murid merasa bahwa mereka dapat menjadi manusia seutuhnya yang belajar sesuai dengan gaya mereka dan minat mereka. Selain itu murid yang kreatif juga lahir dari guru yang kreatif pula dalam mengemas pembelajaran yang berpusat pada murid. Dengan demikian perbaikan mutu pembelajarn dapat tercapai jika ada kesamaan kreatifitas antara guru dengan murid.

 

3.4 Penerapan ke Depan (Future)

          Kegiatan aksi nyata berupa Pengelolaan Program “Penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan” memberikan manfaat dalam perbaikan mutu pembelajaran, sehingga kedepan kreatifitas guru dan siswa dangat dituntut dalam pembelajaran yang berpusat pada murid.  Kedepannya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan berwawasan lingkungan merupakan salah satu program pembelajaran yang dapat menjadi solusi dan perbaikan masalah pembelajaran, karena kita tahu bahwa pasca pandemi Covid-19 pembelajaran mengalami degradasi atau lost learning dan diharapkan pembelajaran seperti ini dapat memberikan solusi terhadap masalah pembelajaran atau lost learning, karena dalam pembelajaran ini profil pelajar pancasila muncul dalam kegiatan siswa yang aktif dan kreatif. Kedepannya sangat diharapkan dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.

Ketiga aksi nyata yang telah saya lakukan memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi saya dalam megembangkan diri untuk memajukan mutu pendidikan di sekolah saya. Dalam melakukan sarasehan bersama rekan sejawat, saya sangat senang karena dengan ilmu yang saya bagikan tersebut, rekan guru terlihat begitu antusias untuk mempraktikkannya didalam mengelola pembelajaran. Kegiatan prakarsa perubahan serta pengembangan program yang berpihak pada murid juga membuat saya semakin bersemangat dalam menyusun program pembelajaran yang lebih bermakna sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah saya. Melalui ketiga aksi nyata yang saya lakukan, saya dapat mengambil pelajaran bahwasanya ilmu itu perlu kita bagi, kita tidak bisa meningkatkan mutu pendidikan tanpa peran serta rekan guru yang lain. Selain itu pelajaran yang saya dapatkan adalah murid pada dasarnya mempunyai keinginan atas apa yang akan mereka jalani, dengan melibatkan murid dalam menyusun sebuah program kegiatan, maka program tersebut akan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Akan tetapi selama menjalankan aksi nyata keberanian murid dalam menyampaikan pendapat masih kurang, sehingga hal inilah yang harus ditingkatkan untuk kedepanya dengan melatih murid untuk berani mengemukakan pendapat.

Berikut ini adalah video refleksi aksi nyata modul 3 yang saya lakukan:



Sekian dan terima kasih telah berkunjung ke blog saya. Salam hangat dan sukses selalu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar atau kritik yang membangun

3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

  3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 1. Aksi Nyata Modul 3.1 SARASEHAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN DIK...