Minggu, 19 Desember 2021
1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif
1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan melainkan untuk belajar dari kesalahan
2. Restitusi membantu murid memperbaiki hubungan yang aman dan nyaman
3. Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan
4. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan
5. Restitusi diri adalah cara yang paling baik
6. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
7. Restitusi menguatkan murid ketika melakukan kesalahan
8. Restitusi fokus pada solusi
Restitusi ini dapat dijalankan dengan 3 langkah yang disebut dengan segitiga restitusi. Ketiga langkah tersebut adalah menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, menanyakan keyakinan.
Budaya positif di sekolah akan membantu pencapaian visi sekolah impian. Dalam mengembangkan budaya positif perlu dikembangkan sebuah konsekuensi bukan sebuah hukuman. Sehingga murid akan lebih memahami tentang budaya disiplin dan menghargai diri dan sesama. Budaya positif dapat memandang segala permasalahan dari segi positif atau melakukan perubahan yang berbasis kekutan yang lebih dikenal dengan pendekatan inkuiri apresiatif. Pendekatan IA ini menggunakan lengkah BAGJA ( Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi ).
Budaya positif penting dikembangkan di sekolah. Hal ini sejalan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, dimana Pendidikan adalah menuntun segenap kodrat anak untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan dengan menerapkan pendidikan yang berhamba pada murid untuk menciptakan pelajar pancasila. Dalam filosofi KHD pendidikan harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan menanamkan budi pekerti luhur.
Dalam mewujudkan budaya positif, seorang guru harus mempunyai nilai-nilai yang dapat mendukung perannya sebagai fasilitator. Nilai-nilai tersebut diantaranya mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai ini nantinya akan mendukung peran guru sebagai seorang pemimpin pembelajar, mengerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, serta mampu mewujudkan kepemimpinan murid.
2. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini.
Dari modul ini saya mempelajari tentang budaya positif yang harus ditanamkan pada murid. Budaya positif perlu ditanamkan agar murid dapat menjadi apa yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri. Untuk menumbuhkan budaya positif pada murid, seorang guru sebagai fasilitator harus selalu memberikan motivasi dan menjalankan 5 posisi kontrol. Sebuah kesepakatan kelas perlu dibentuk agar murid mempunyai kesadaran atas tatanan atau aturan yang harus dilakukan. Jika murid melakukan pelanggaran akan kesepakatan kelas maka murid perlu diberikan konsekuensi bukan hukuman. Dengan adanya konsekuensi maka murid akan lebih memahami tentang budaya disiplin dan menghargai diri dan sesama. Selain itu untuk menanamkan kesadaran siswa maka perlu adanya restitusi dimana kegiatan restiusi dapat dilakukan dengan 3 langkah yang disebut dengan segitiga restitusi.
Dari pemahaman materi yang saya dapat pada modul ini seperti yang telah saya uraikan diatas, konsep ini pernah saya terapkan di sekolah saat menghadapi murid yang cenderung sering melanggar tata tertib sekolah. Hal yang saya lakukan adalah melakukan pendekatan kepada siswa dengan mengajaknya berbicara secara tersendiri agar tidak mematahkan mental mereka. Pendekatan yang saya lakukan sama dengan langkah segitiga restitusi. Setelah malakukan pendekatan dan pengertian secara individu, murid tersebut akhirnya dapat memahami kesalahan nya dan bersedia untuk memperbaiki segala sikap yang tidak baik.
Setelah memahai materi pada materi ini pula saya mengubah pola pikir dimana sebelumya saya berpendapat bahwa untuk memberi peringatan kepada murid itu lebih efektif dengan menegur langsung, akan tetapi setelah mempelajari modul ini ternyata banyak cara yang jauh lebih efektif untuk menanamkan kesadaran positif terhadap diri siswa. Dalam menanamkan budaya positif ada 5 posisi kontrol yang dapat kita lakukan dan sesuaikan dengan kondisi yang dihadapi, sehingga dalam menanamkan budaya positif dan motivasi kepada murid jauh lebih efektif dan tidak terkesan mendoktrin atau menghakimi.
Sabtu, 06 November 2021
1.2.a.6 Refleksi Terbimbing - Nilai dan Peran Guru Penggerak
1.
Apa saja nilai diri saya? (yang
terdapat pada bagian mulai dari diri)
Nilai diri yang saya
jabarkan pada mulai dari diri adalah bahwasanya saya seorang perasa, mempunyai
hati yang cenderung sensitif serta pekerja keras. Karakter saya ini tumbuh
seiring dengan moment dan pengalaman hidup yang saya alami dari semenjak
sekolah. Dimana saat usia sekolah tersebut saya mengalami beberapa moment yang
sangat membekas. Moment itu antara lain saat usia sekolah saya mengalami
gangguan kesehatan, melalui hal ini menjadikan saya sosok yang perasa dan
mempunyai hati yang cenderung sensitif. Moment ini secara tidak lagsung
membentuk karakter saya karena saat saya mengalami gangguan kesehatan banyak
orang yang peduli dengan saya. Dengan perlakukan mereka itulah hati saya menjadi
tersentuh sehingga menumbuhkan sifat perasa dan mempunyai hati yang cenderung
sensitif. Selain itu ada moment dimana saat itu nilai saya cenderung pas-pasan,
tetapi datang seorang guru yang memberikan pembelajaran yang sangat menarik
bagi saya. Mulai dari situ saya bertekat untuk memperbaiki nilai-nilai saya
dengan belajar lebih giat lagi dan pada akhirnya membuahkan hasil yang sangat
memuaskan. Dengan moment ini secara tidak langsung membentuk karakter saya
menjadi sosok yang pekerja keras.
2.
Apa yang saya rasakan setelah
mengetahui nilai dari Guru Penggerak? Jelaskan!
Nilai dari guru
penggerak adalah Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada
Murid. Dimana mandiri berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa
mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab
atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Reflektif berarti seorang Guru
Penggerak mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi
di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. Kolaboratif
berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa membangun hubungan kerja yang
positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan
sekolah ataupun di luar sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Inovatif
berarti seorang Guru Penggerak mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan
baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Serta
nilai yang terakhir adalah berpihak pada murid yang berarti seorang Guru
Penggerak selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid
sebagai acuan utama.
Setelah saya
mengetahui nilai dari Guru Penggerak seperti yang sudah saya jabarkan diatas
saya merasa ini adalah pengetahuan baru dan menjadi tantangan tersendiri bagi saya.
Saya merasa bahwa nilai guru penggerak ini pada dasarnya adalah nilai dasar
pada diri seorang guru yang tidak hanya nilai yang harus tumbuh pada jiwa
seorang guru penggerak, akan tetapi nilai guru penggerak ini harus tertanam
disetiap jiwa seorang guru. Dengan pengetahuan baru ini menjadi tantangan
tersendiri bagi saya untuk dapat menumbuhkan nilai-nilai tersebut pada diri
saya. Karena saya akui untuk menanamkan nilai-nilai tersebut tidak semudah yang
dibayangkan. Perlu kemauan kuat serta ketulusan untuk mewujudkan serta
menanamkannya pada jiwa saya.
3.
Apa saja nilai diri Guru Penggerak
yang sudah saya miliki sekarang?
Pada dasarnya semua
nilai guru penggerak tersebut semua sudah saya miliki, akan tetapi belum
tertanam kuat dan terkadang masih melemah. Sebagai contoh bahwa nilai tersebut
sudah ada pada diri saya dapat saya jabarkan melalui contoh berikut ini: (1)
nilai mandiri : Sebagai seorang yang suka dengan IT saya sering belajar
menggunakan aplikasi-aplikasi baru seperti aplikasi untuk pembelajaran dan
aplikasi yang berkaitan dengan kedinasan. Dalam proses belajar tersebut saya
tidak menunggu perintah tetapi dengan inisiatif sendiri. Ternyata aplikasi yang
saya pelajari dapat digunakan dilingkungan sekolah; (2) nilai reflektif :
Disetiap pembelajaran yang saya lakukan saya selalu melakukan kegiatan refleksi
diakhir pembelajaran agar mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran
yang sudah saya lakukan. Setelah mendapatkan hasil refleksi kemudian saya
melakukan perbaikan dipembelajaran berikutnya; (3) nilai kolaboratif : Sebagai
salah satu anggota tiem kurikulum saya dan rekan dalam satu tiem selalu membagi
tugas dan saling bertukar pendapat untuk menyelesaikan tugas dibagian kurikulum
sehingga tugas selesai tepat waktu; (4) nilai Inovatif : Dalam pembelajaran
sering kali saya membuat alat peraga sederhana yang dapat mempermudah
penyampaian materi kepada siswa; (5) nilai Berpihak pada Murid : Saya pernah
menyusun pembelajaran dimana saat itu siswa saya bebaskan untuk mencari konsep
materi sesuai dengan cara mereka sendiri. Saat itu ada siswa yang membuat alat
peraga kemudian mempraktikkan, ada juga yang mencari materi dengan cara
literasi.
4.
Diantara nilai-nilai yang sudah
saya pelajari, nilai apa yang saya rasa perlu saya kuatkan? jelaskan!
Seperti yang sudah
saya jelaskan dipoin sebelumnya bahwa pada dasarnya nilai guru penggerak sudah
tertanam pada jiwa saya akan tetapi masih lemah. Diantara nilai guru penggerak
yang masih perlu saya kuatkan adalah nilai reflektif, kolaboratif, serta
berpihak pada murid. Nilai reflektif ini masih perlu saya kuatkan karena saya
menyadari selama ini nilai reflektif saya masih sangat lemah. Saya jarang
melakukan refleksi setelah melakukan kegiatan. Setelah melakukan kegiatan biasanya
saya hanya tau itu sukses atau tidak, jarang sekali saya melakukan refleksi
untuk menentukan langkah tindak lanjutnya. Setelah mengetahui nilai guru
penggerak ini saya menyadari bahwa ternyata refleksi itu sangat penting, karena
dengan refleksi saya dapat menentukan tindak lanjut yang lebih baik lagi untuk
kegiatan berikutnya.
Nilai selanjutnya
yang perlu saya kuatkan adalah nilai kolaboratif. Karakter saya merupakan orang
yang berkerja cepat dan cenderung tidak sabaran membuat nilai kolaboratif pada
diri saya cenderung lemah. Sehingga untuk melakukan pekerjaan secara group saya
cenderung tidak dapat melakukanya dengan baik. Saat mendapatkan perkerjaan
kelompok saya biasanya cenderung mengambil alih banyak tugas dan saya kerjakan
sendiri dengan cepat, karena dipandangan saya bahwa kerja secara group itu
cenderung lama dan berbelit, hal ini lah yang membuat saya tidak begitu
menyukai kerja secara group.
Nilai berikutnya
yang perlu saya kuatkan adalah berpihak pada murid. Sebagai seorang guru yang
mengikuti perkembangan pendidikan, saat ini pendidikan mengutamakan merdeka
belajar dimana pendidikan akan berpusat pada murid. Akan tetapi terkadang hal
itu masih sering saya langgar. Dalam menyusun pembelajaran sering kali saya
masih menyusun pembelajaran dengan metode dan model pembelajaran yang menurut
saya mudah dilakukan tanpa memperhatikan kebutuhan dan cara belajar yang cocok
untuk murid. Seiring dengan jalannya waktu dan setelah mendapatkan pengetahuan
ini saya semakin sadar bahwa cara seperti itu tidak tepat. Sekarang ini seorang
guru sebagai fasilitator dalam proses pendidikan harus menyusun proses
pembelajaran dimana pembelajaran menggunakan model dan metode pembelajaran yang
berpihak pada murid. Pada pembelajaran tersebut murid diberikan kebebasan untuk
menentukan cara belajarnya sendiri untuk mewujudkan medeka belajar dan
pembelajaran yang berpihak pada murid.
5.
Apa yang saya rasakan setelah
mengetahui peran dari seorang Guru Penggerak?
Peran dari seorang
guru penggerak adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas
praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan
kepemimpinan murid. Setelah mengetahui peran dari seorang Guru Penggerak saya
tersadar bahwa ternyata peran seorang guru tidak hanya sebagai pendidik bagi
murid. Akan tetapi banyak peran lain yang harus dapat dilaksakan seorang guru
tidak hanya guru penggerak tetapi semua guru. Dengan ilmu dan pengetahuan ini
saya semakin bersemangat dan tertantang untuk dapat memaksimalkan peran saya
sebagai guru penggerak.
6.
Apa yang bisa saya lakukan (khusus
untuk diri saya) untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak?
Untuk
menguatkan peran dan nilai guru penggerak pada diri saya yang akan saya lakukan
adalah aktif melakukan perubahan dengan giat menambah wawasan dengan cara
meningkatkan literasi secara mandiri dan juga melalui pelatihan serta seminar,
membangun ruang kolaborasi dalam menggerakkan komunitas agar termotivasi untuk
pengembangan dirinya, merefleksi diri untuk berkomitmen yang kuat dalam
berinovasi dan berkarya, mengubah minsed bahwa pembelajan yang terpenting
adalah menyampaikan ilmu tetapi lebih dari itu bahwa belajar adalah menuntun
siswa dan proses pembelajaran yang dilaksankan harus berpihak pada murid tidak
sesuai dengan keinginan guru, serta berkomitmen untuk maju.
7.
Apa yang akan menghambat saya
dalam memperkuat peran dan nilai Guru Penggerak dalam diri saya?
Hambatan yang
menghalangi saya dalam memperkuat peran dan nilai Guru Penggerak dalam diri
saya adalah manajemen waktu. Saya sadari bahwa manajemen waktu yang saya miliki
masih sangat tidak baik. Masih banyak waktu yang saya sia-siakan dan saya
gunakan untuk hal-hal yang tidak teralalu penting, padahal seharusnya waktu itu
bisa saya pergukanan untuk mengembangkan nilai serta peran saya sebagai guru
penggerak. Selain itu hal yang menghambat adalah kontrol emosi pada diri saya.
Dengan karekter orang yang cenderung tidak sabaran dan bekerja cepat, saya
sering kali mempunyai niatan yang menggebu-gebu, akan tetapi setelah ada
sedikit kendala semagat saya tersebut mudah down. Sehingga dengan kontrol emosi
saya yang masih tidak stabil ini akan sangat menghambat peran dan nilai Guru
Penggerak dalam diri saya.
Minggu, 16 Mei 2021
Panduan Aplikasi Pembelajaran dan Penilaian Indoprima Digital
Tutorial aktifitas belajar:
Tutorial Pembuatan Penilaian:
Tutoria siswa mengerjakan soal:
Kamis, 25 Maret 2021
Model Pembelajaran di masa pandemi Covid-19
Selasa, 23 Februari 2021
Selasa, 08 September 2020
Minggu, 06 September 2020
3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 1. Aksi Nyata Modul 3.1 SARASEHAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN DIK...
-
CARA MENGHITUNG JUMLAH MINGGU DALAM SATU SEMESTER UNTUK PERHITUNGAN PROTA DAN PROMES C uzzz....tanpa gambar kalender pendidikan karena sa...
-
GURU BERPRESTASI DAN BERDEDIKASI YANG PROFESIONAL DAN BERMARTABAT DALAM MENGHADAPI BERBAGAI PERUBAHAN KURIKULUM GUNA MENYIAPKAN...
-
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH(OSIS) SMP NEGERI 1 JATIPURO Jl. Walikan 01 Jatipuro No. : …. Lampiaran : – ...