<script data-ad-client="ca-pub-5711100486565833" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> AGUNG KURNIAWAN: 2.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Sosial dan Emosional. Agung Kurniawan - CGP Angkatan 4 - Kab. Karanganyar

Senin, 14 Maret 2022

2.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Agung Kurniawan - CGP Angkatan 4 - Kab. Karanganyar

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid berupa serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi tolak ukur utamanya adalah bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dalam melakukan pembelajaran berdeferensiasi terdapat 3 strategi yang dapat dilakukan guru. Ketiga strategi pembelajaran berdiferensiasi tersebut adalah:
1) Diferensiasi Konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan tingkat kesiapan, minat, atau profil belajar murid yang berbeda, atau juga kombinasi dari kesiapan, minat, atau profil belajar murid. Equalizer adalah salah satu cara untuk menentukan kesiapan murid. Bahan yang bersifat mendasar misalnya dasar, fakta umum dan prinsip. Untuk anak sudah siap dengan bahan yg bersifat trasformasional dapat diberikan tantangan, pertanyaan pemandu.
2) Diferensiasi Proses
Murid akan lebih memahami informasi yang dipelajari saat kita sudah memetakan kebutuhan belajar murid. Kegiatan difrensiasi proses dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu kegiatan berjenjang dimana semua murid membangun pemahaman dan keterampilan yang sama dengan tingkat dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda; menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan disudut-sudut minat; membuat agenda individual bagi murid misalnya membuat daftar tugas umum dan individua; memvariasaikan lama waktu yang dapat diambi siswa untuk mengerjakan tugas; mengembangkan kegiatan yang bervariasi untuk mengakomodasi beberapa gaya belajar murid; menggunakan pengelompokoan yang fleksibel
3) Difrensiasi Produk
Merupakan tentang tagihan apa yang yang diharapkan dari murid. Prosduk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid. Produk harus mencerminkan pemahaman murid dan mencerminkan tujuan pembelajaran. Pada dasarnya diferensiasi produk terdiri dari memberikan tantangan dan keragaman/variasi serta memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekpresikan pembelajaran yang diinginkan.
Dalam melakukan pembelajaran berdeferensiasi seorang guru dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid ke dalam 3 aspek. Ketiga aspek tersebut adalah kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid, dan profil belajar murid. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Sedangkan profil belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Untuk menentukan strategi pembelajaran berdeferensiasi yang akan dilakukan, seorang guru harus melakukan pemetaan sesuai ke 3 aspek yang dimiliki oleh siswa. Dalam mengambil kebijakan ini seorang guru perlu mempunyai ketenangan dalam bersikap dalam mengambil keputusan berdasarkan hasil pemetaan. Sama halnya dengan guru, murid juga memerlukan ketenangan dalam mengenali dirinya sendiri sehingga dapat menentukan minat dan profil belajar mereka. Agar dapat memiliki ketenangan ini maka guru maupun murid perlu melakukan pembelajaran sosial dan emosional ( PSE ). Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).
Hal yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sosial dan emosional adalah berlatih kesadaran penuh (mindfulness). Kesadaran penuh (mindfulness) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Teknik STOP adalah salah satu teknik mindfulness yang dapat digunakan untuk mengembalikan diri pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh. STOP yang merupakan akronim dari: Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan. Take a deep Breath/ Tarik napas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar. Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan. Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif. Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh yang dilakukan secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup (Well-being) ekosistem sekolah. Kompetensi sosial dan emosional ( KSE ) yang mendasari kegiatan dari PSE dapat dilihat dalam bagan berikut:

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdeferensiasi mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran sosial dan emosional. Agar dapat melakukan pembelajaran berdeferensiasi secara maksimal maka seorang guru dan juga murid harus mempunyai kesadaran sosial dan emosional yang baik. Kesadaran sosial dan emosional ini dapat dilatih melalui kegiatan pembelajaran sosial dan emosional yaitu dengan melakukan latihan kesadaran penuh (mindfulness). Dimana latihan kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilakukan dengan teknik STOP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar atau kritik yang membangun

3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

  3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 1. Aksi Nyata Modul 3.1 SARASEHAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN DIK...