<script data-ad-client="ca-pub-5711100486565833" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> AGUNG KURNIAWAN: 3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Kamis, 14 April 2022

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Kegiatan Diklat Calon Guru Penggerak menjadi salah satu pengalaman yang sangat berharga yang saya lakukan ditahun ini. Melalui Diklat Calon Guru Penggerak saya mendapatkan banyak ilmu baru, pengalaman baru, serta rekan baru dimana semua ini menjadi warna baru dalam hari-hari saya. Pada kegiatan Diklat Calon Guru Penggerak ini kami CGP mendapatkan banyak materi yang harus dipelajari. Ilmu ini tentunya tidak ada artinya jika hanya sebatas saya simpan untuk saya sendiri, akan tetapi ilmu akan jauh lebih bermakna dan bermanfaat apabila ilmu itu kita praktikkan dan kita bagi dengan rekan kita yang lain. Untuk dapat berbagi ilmu yang saya dapatkan selama mengikuti Diklat Calon Guru Penggerak ini, saya akan melakukan sarasehan atau diskusi kecil dengan rekan-rekan saya. Kegiatan ini dapat saya lakukan disaat ada waktu luang. Dalam berbagi ilmu ini saya tidak akan membuat acara secara formal dimana terkesan saya sebagai pemateri, akan tetapi kegiatan akan saya lakukan dengan santai, bisa saat sedang mengobrol dengan teman atau disela-sela kegiatan meeting lainnya. Selain melalui kegiatan tersebut, saya juga akan mempraktikkan ilmu yang saya dapatkan ini di sekolah tempat saya mengajar. Dengan mempraktikkan ilmu tersebut, secara tidak langsung rekan saya akan memperhatikan dan pelan-pelan akan memahami tentang apa yang saya lakukan tersebut dan harapannya rekan-rekan saya juga dapat mempraktikkanya.
Salah satu contoh ilmu yang dapat saya praktikkan di sekolah adalah peran saya sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran tentunya saya sering dihadapkan pada kasus yang menuntut saya untuk mengambil keputusan untuk menyelesaikanya. Dalam mengambil sebuah keputusan langkah yang akan saya lakukan terlebih dahulu adalah mengenali nilai-nilai yang bertentangan. Hal ini saya lakukan untuk dapat mengidentifikasi permasalahan yang saya hadapi. Setelah itu langkah selanjutnya adalah menentukan siapa saja yang terlibat dalam permasalahan ini. Sehingga saya mengetahui sasaran dari keputusan yang akan saya ambil. Langkah berikutnya yang akan saya lakukan adalah mengumpulkan fakta-fakta yang relevan terkait permasalahan yang saya hadapi. Sebuah keputusan tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan opini kita saja tetapi harus memperhatikan kebenaran-kebenaran yang ada. Setelah mendapatkan fakta-fakta yang relevan, kemudian dapat dilakukan pengujian benar atau salah. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui adakah pelanggaran yang mengakibatkan kasus ini terjadi. Langkah selanjutnya yang akan saya lakukan adalah pengujian paradigma benar lawan benar. Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang dihadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. Setelah melakukan ke 5 langkah tersebut, selanjutnya saya akan menentukan prinsip dilema mana yang akan saya gunakan dalam penyelesaian permasalahan ini. Dalam penanganan sebuah permasalah terkadang kita menghadapi dua buah jalan keluar. Pada tahap selanjutnya ini lah saya akan mencari opsi ketiga yang mungkin lebih kreatif untuk menyelesaikan permasalahan ini. Langkah ini disebut dengan Investigasi Opsi Trilema. Setelah mendapatkan beberapa opsi penyelesaian kemudian saya akan menentukan opsi mana yang lebih baik diambil untuk penyelesaian masalah ini. Setelah keputusan saya ambil, dan keputusan itu saya terapkan, tidak lupa saya melakukan refleksi atas keputusan saya tersebut.
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan ini akan saya terapkan disetiap kasus yang saya hadapi mulai saat ini baik di dalam maupun diluar kegiatan pembelajaran. Karena dengan menerapkan langkah-langkah ini harapannya keputusan yang saya ambil tidak merugikan salah satu pihak. Selain itu, dengan penerapan keterampilan pengambilan keputusan yang benar maka kedepannya akan membawa saya menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang mempunyai kemantapan diri baik dari segi sosial maupun emosional. Tidak hanya itu, bahwasanya penerapan keterampilan pengambilan keputusan ini juga akan berdampak terhadap peran saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang dapat menuntun segenap kodrat pada diri siswa sehingga menjadi manusia yang selamat dan bahagia.
Terkait dengan peran saya sebagai guru sekaligus pemimpin pembelajaran, tidak hanya sekedar mengajar didalam maupun di luar kelas saja, namun lebih dari itu, peran saya sebagai pemimpin pembelajaran juga membimbing siswa sekaligus membantu permasalahan yang dihadapi siswa dengan mengambil keputusan yang tepat. Dalam melakukan pengambilan keputusan, saya memerlukan Kepala Sekolah sebagai seorang pendamping yang akan menjadi teman diskusi yang akan memberikan masukan terkait langkah yang saya lakukan. Dengan keberadaan Kepala Sekolah sebagai pengambil kebijakan, beliau sudah terbiasa mengambil keputusan saat menghadapi permasalahan. Singkat cerita saja, sebagai contoh bahwa keberadaan LSM ke sekolah-sekolah sering terjadi untuk memantau pengelolaan sekolah baik dari segi keuangan atau yang lainnya, nah peran Kepala Sekolah sebagai pengambil kebijakan di sini sangatlah penting dalam pengelolaan sekolah. Sejalan dengan hal itu, maka saya memerlukan peran dari Kepala Sekolah sebagai pendamping dalam pengambilan keputusan dengan penerapan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang ada.

1 komentar:

Silakan berkomentar atau kritik yang membangun

3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

  3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 1. Aksi Nyata Modul 3.1 SARASEHAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN DIK...