Postingan

2.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Agung Kurniawan - CGP Angkatan 4 - Kab. Karanganyar

Gambar
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid berupa serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi tolak ukur utamanya adalah bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dalam melakukan pembelajaran berdeferensiasi terdapat 3 strategi yang dapat dilakukan guru. Ketiga strategi pembelajaran berdiferensiasi tersebut adalah: 1) Diferensiasi Konten Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan tingkat kesiapan, minat, atau profil belajar murid yang berbeda, atau juga kombinasi dari kesiapan, minat, atau profil belajar murid. Equalizer adalah salah satu cara untuk menentukan kesiapan murid. Bahan yang bersifat mendasar misalnya dasar, fakta umum dan prinsip. Untuk anak sudah siap dengan bahan yg bersifat trasformasional dapat diberikan ...

Dampak Besar Kurikulum Merdeka Dalam Fleksibilitas Pembelajaran

Berikut ini tautan artikel diklat Kurikulum Merdeka Hari Pertama Berikut ini tautan artikel diklat Kurikulum Merdeka hari Kedua Berikut ini tautan artikel diklat kurikulum merdeka hari ketiga Berikut ini tautan artikel diklat kurikulum merdeka hari keempat

2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1

1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid berupa serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi tolak ukur utamanya adalah bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan pembelajaran berdeferensiasi di dalam kelas adalah dengan cara guru melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya. Identifikasi kebutuhan murid dapat dilakukan dengan memberikan tes awal dan memberikan anget atupun dengan pengamatan secara langsung terhadap tingkah laku dan kebiasaan murid. Langkah selanjutnya, guru dapat melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar murid berdasarkan tiga aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid. Sete...

LAPORAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4 – BUDAYA POSITIF

Gambar
Judul Modul : Meningkatkan Kesadaran Siswa Untuk Mengerjakan Tugas Tepat Waktu Nama : Agung Kurniawan, S.Pd., M.Pd. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk menuntun segenap kodrat anak untuk mencapai kebahagian dan keselamatan baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pendidikan juga sebagai upaya pengisi batin individu dan tidak tergantung pada orang lain tetapi bersandar pada kekuatan diri sendiri. Hal ini sejalan dengan kodrat anak merdeka. Pendidikan dapat dilakukan dengan sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh pengajar untuk membuat siswa belajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan tingkah laku pada siswa ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Belajar selalu diidentifikasikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh...

1.4.a.9 Koneksi Antar Materi - Budaya Positif

Gambar
1. Buatlah sebuah kesimpulan mengenai mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Visi Guru Penggerak Budaya positif merupakan kebiasaan yang telah disepakati bersama melalui kesepakatan kelas dan dijalankan dalam waktu yang lama. Tujuan dari budaya positif adalah menanamkan motivasi pada murid manjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri. Dalam menanamkan budaya positif seorang guru mempunyai 5 posisi kontrol yaitu penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, monitor (pemantau) dan manajer. Budaya positif dapat diterapkan pada murid dengan cara restitusi . Adapun ciri-ciri restitusi yang membedakan dengan program disiplin lainnya antara lain: 1. Restitusi bukan u...

1.2.a.6 Refleksi Terbimbing - Nilai dan Peran Guru Penggerak

1.       Apa saja nilai diri saya? (yang terdapat pada bagian mulai dari diri) Nilai diri yang saya jabarkan pada mulai dari diri adalah bahwasanya saya seorang perasa, mempunyai hati yang cenderung sensitif serta pekerja keras. Karakter saya ini tumbuh seiring dengan moment dan pengalaman hidup yang saya alami dari semenjak sekolah. Dimana saat usia sekolah tersebut saya mengalami beberapa moment yang sangat membekas. Moment itu antara lain saat usia sekolah saya mengalami gangguan kesehatan, melalui hal ini menjadikan saya sosok yang perasa dan mempunyai hati yang cenderung sensitif. Moment ini secara tidak lagsung membentuk karakter saya karena saat saya mengalami gangguan kesehatan banyak orang yang peduli dengan saya. Dengan perlakukan mereka itulah hati saya menjadi tersentuh sehingga menumbuhkan sifat perasa dan mempunyai hati yang cenderung sensitif. Selain itu ada moment dimana saat itu nilai saya cenderung pas-pasan, tetapi datang seorang guru yang mem...

Panduan Aplikasi Pembelajaran dan Penilaian Indoprima Digital

 Tutorial aktifitas belajar: Tutorial Pembuatan Penilaian: Tutoria siswa mengerjakan soal: