<script data-ad-client="ca-pub-5711100486565833" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> AGUNG KURNIAWAN: LAPORAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4 – BUDAYA POSITIF

Minggu, 23 Januari 2022

LAPORAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4 – BUDAYA POSITIF

Judul Modul : Meningkatkan Kesadaran Siswa Untuk Mengerjakan Tugas Tepat Waktu
Nama : Agung Kurniawan, S.Pd., M.Pd.

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk menuntun segenap kodrat anak untuk mencapai kebahagian dan keselamatan baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Pendidikan juga sebagai upaya pengisi batin individu dan tidak tergantung pada orang lain tetapi bersandar pada kekuatan diri sendiri. Hal ini sejalan dengan kodrat anak merdeka.
Pendidikan dapat dilakukan dengan sebuah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh pengajar untuk membuat siswa belajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan tingkah laku pada siswa ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Belajar selalu diidentifikasikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Belajar itu baru timbul jika seseorang menemui suatu situasi baru dan menghadapinya dengan menggunakan pengalaman yang telah dimiliki.
Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil dari proses belajar tersebut dapat dinilai melalui evaluasi. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis. Bentuk tes kognitif diantaranya adalah tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan, portofolio, dan performance.
Terkait dengan pemaparan diatas, penugasan yang diberikan guru oleh siswa merupakan bagian yang terintegrasi dalam sebuah penilaian harian. Dalam sebuah penilaian harian unsur penugasan sangat penting perannya dalam evaluasi pembelajaran. Akan tetapi kendala yang timbul dalam penugasan ini adalah kurangnya kesadaran siswa dalam mengerjakan tugas. Banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Peran guru untuk meningkatkan kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas sangat penting. Disini dibutuhkan peranan guru sebagai fasilitator dan motivator untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam mengerjakan tugas. Berdasarkan hal ini maka saya mengambil tema “Meningkatkan Kesadaran Siswa Untuk Mengerjakan Tugas Tepat Waktu” dalam pengerjaan tugas aksi nyata ini.

B. Deskripsi Aksi Nyata
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan aksi nyata ini adalah :
1) Meningkatkan kesadaran siswa dalam mengerjakan tugas
2) Meningkatkan kesadaran siswa terhadap kewajibanya
3) Meningkatkan peran guru dalam pembelajaran
2. Tolak Ukur
Tolak ukur keberhasilan dalam kegiatan aksi nyata ini adalah :
1) Kesadaran siswa dalam mengerjakan tugas semakin meningkat
2) Kesadaran siswa terhadap kewajibanya semakin meningkat
3) Peran guru dalam pembelajaran semakin maksimal
3. Limimasa Tindakan yang Akan Dilakukan
Limimasa yang dapat dilakukan dalam kegiatan aksi nyata adalah sebagai berikut :
1) Berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait dengan kegiatan aksi nyata
2) Membuat instrumen pembelajaran
3) Membuat kesepakatan kelas bersama dengan siswa
4) Melakukan pembelajarn sesuai dengan tema yang diajarkan
5) Memberikan penugasan sesuai tema untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
6) Memberikan motivasi terhadap siswa untuk menyelesaikan tugas tepat waktu
7) Memberikan motivasi khusus dengan konsep segitiga restitusi terhadap siswa yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
8) Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
9) Menyusun laporan aksi nyata
4. Dukungan yang Dibutuhkan
Dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1) Kepala sekolah
2) Rekan sejawat
3) Orang tua peserta didik
4) Peserta didik
5) Daftar tata tertib sekolah

C. Hasil Aksi Nyata
Kegiatan aksi nyata ini dimulai dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah terkait aksi nyata yang akan dilakukan. Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 4 Januari 2022. Pada kegiatan koordinasi dengan kepala sekolah ini saya menjelaskan kegiatan apa yang akan saya lakukan serta memohon untuk diberikan arahan serta izin terkait aksi nyata yang akan saya lakukan.
Gambar 1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah
Selain koordinasi dengan Kepala Sekolah, saya juga melakukan koordinasi dengan rekan guru. Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 5 Januari 2022. Hal ini saya lakukan karena untuk menubuhkan budaya positif perlu dukungan dan kerjasama dengan semua stakeholder yang ada di sekolah. Dalam kegiatan koordinasi dengan rekan guru ini saya menjelaskan tentang kegiatan yang akan saya lakukan dan mengajak semua rekan guru untuk dapat menerapkan budaya positif di sekolah, khususnya mendisiplinkan penugasan siswa dengan meningkatkan kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas tepat waktu.
Gambar 2. Koordinasi dengan Rekan Guru
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah membuat instrumen pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan pada hari Jum’at, 7 Januari 2022Instrumen yang dibuat berupa RPP, LKS, serta media pembelajaran lain yang mendukung proses pembelajaran.
Gambar 3. Pembuatan Instrumen Pembelajaran
Rencana pembelajaran kemudian dilaksanakan sesuai dengan jadwal harian yang telah dibuat oleh sekolah. Pada kegiatan ini sampel kegiatan saya ambil pada kelas IX C SMP Negeri 1 Jatipuro Tahun Ajaran 2021/2022 pada semester Genap. Kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 12 Januari 2022. Sebelum memulai pembelajaran, langkah awal yang dilakukan adalah membuat kesepakatan kelas terlebih dahulu, karena ini adalah pertemuan pertama disemester Genap.
Gambar 4. Pembuatan Kesepakatan Kelas
Kesepakatan kelas dibuat bersama antara guru dan siswa. Semua siswa harus berperan dalam pembuatan kesepakatan kelas tersebut karena nantinya kesepakatan kelas harus dijalankan oleh semua siswa. Kesepakatan kelas dibuat dengan kalimat yang mudah dipahami serta mudah diingat oleh setiap siswa.
Gambar 5. Kesepakatan Kelas
Setelah kesepakatan kelas dibuat, pembelajaran dilanjutkan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan ceramah, diskusi, serta tanya jawab. Pada kegiatan pembelajaran menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, dimana siswa diberikan sebuah permasalahan kemudian siswa diminta mencari solusi dari permasalahan tersebut degan cara diskusi dan mencari literasi yang terkait dengan materi, kemudian dilanjutkan dengan persentasi dan tanya jawab.
Gambar 6. Kegiatan Pembelajaran
Diakhir pembelajaran guru beserta siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Guru juga memberikan evaluasi yang berupa penugasan kepada siswa untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Penugasan diberikan guru melalui Microsoft form melalui link https://forms.office.com/r/Szunmz0nkY dimana siswa harus mengerjakan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
Gambar 7. Penugasan Siswa
Diakhir pembelajaran tak lupa guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat untuk belajar serta mengerjakan tugas tepat waktu. Karena belajar dan mengerjakan tugas tepat waktu adalah kewajiban siswa serta merupakan salah satu isi dari kesepakatan kelas yang telah dibuat.
Gambar 8. Guru Memberikan Motivasi
Berdasarkan kesepakatan, tugas paling lambat dikumpulkan 3 hari setelah pembelajaran dilaksanakan. Setelah selang 3 hari hasil pekerjaan siswa sebagai berikut:
Gambar 9. Hasil Pengumpulan Tugas
Gambar 9 merupakan data anak yang sudah mengerjakan tugas. Dari data tersebut dapat dilihat bahwasanya dari 32 siswa yang ada di kelas IX C yang sudah mengerjakan tugas ada 30 siswa, sedangkan 2 siswa belum mengumpulkan tugas sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Langkah awal yang saya lakukan untuk mengatasi ke dua anak tersebut adalah mengingatkan dan memberikan kelonggaran 1 hari lagi untuk mengerjakan tugas. Akan tetapi sampai dengan batas waktu tenggang yang saya berikan kedua anak tersebut tetap tidak mengerjakan tugas. Sehingga langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah menjalankan restitusi dengan tahapan berupa segitiga restitusi. Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin, 17 Januari 2022.
Gambar 10. Kegiatan Restitusi
Kegiatan restitusi ini saya lakukan dengan memanggil satu persatu siswa yang melanggar kesepakatan kelas. Siswa saya panggil ke lab komputer dimana tempat tersebut relatif kondusif dan sepi sehingga siswa tidak merasa dihakimi dan dipermalukan.
Restitusi ini cukup efektif dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang budaya positif yang harus mereka tanamkan pada diri mereka. Hal ini dapat dilihat bahwa setalah dilakukan restitusi kedua siswa tersebut selalu mengerjakan tugas tepat waktu di tugas-tugas selanjutnya yang diberikan oleh guru. Selain kedua siswa tersebut, seluruh siswa di kelas IX C juga mengerjakan tugas tepat waktu, bahkan kesadaran mereka untuk mengerjakan tugas semakin meningkat setelah mendapatkan motivasi dan restitusi di kegiatan sebelumnya. Hal ini dapat terlihat dari hasil tugas siswa, dimana hampir semua siswa segera mengerjakan tugas setelah diberikan tugas oleh guru tanpa menunda dan menunggu sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Gambar 11. Hasil Penugasan Siswa Setelah Restitusi
Penanaman budaya positif untuk meningkatkan kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas tepat waktu ini juga saya terapkan pada semua kelas yang saya ampu yaitu IX A dan IX B. Hasil dari penanaman budaya positif pada kedua kelas ini tidak berbeda jauh dengan hasil dari penerapan budaya positif di kelas IX C.

D. Kegagalan dan Keberhasilan
1. Kegagalan
Motivasi instrinsik pada beberapa siswa dalam melakukan kesepakatan kelas masih rendah. Dalam menumbuhkan motivasi diperlukan pendekatan atau motivasi eksternal secara khusus sehingga siswa secara perlahan tumbuh motivasi untuk menjalaankan kesepakatan kelas.
2. Keberhasilan
Dalam kegiatan ini diperoleh beberapa hasil :
1) Terbentuk keyakinan kelas yang dibuat bersama oleh siswa dan guru
2) Menguatkan karakter positif pada siswa untuk melakukan kewajibannya sebagai siswa
3) Menguatkan karakter positif siswa untuk mengerjakan tugas tepat waktu
4) Menguatkan karakter positif siswa untuk dapat saling menghargai dengan guru maupun sesama siswa
5) Mampu menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan pada siswa sehingga menjadi sebuah pembiasaan dan akhirnya menjadi budaya positif bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat

E. Rencana Perbaikan Di Masa Mendatang
Dalam menanamkan budaya positif tindakan perbaikan yang akan dilakukan adalah melakukan evaluasi secara berkala terhadap butir-butir kesepakatan kelas. Jika item butir-butir keyakinan kelas sudah membudaya, maka diganti dengan item lainnya sehingga akan semakin banyak item-item budaya positif yang dapat ditumbuhkan pada peserta didik. Terus menggerakkan serta membangun koordinasi dengan rekan guru untuk menerapkan posisi kontrol dalam menumbuhkan motivasi siswa dan menciptakan budaya positif di sekolah. Serta perlu koordinasi dan kolaborasi dengan orang tua dan guru BK agar penanaman budaya positif lebih cepat terealisasi, berkembang, dan terawat.

Note:
Video Aksi Nyata Sosialisasi Modul 1 CGP juga dapat di lihat dan download di link youtube berikut ini.

4 komentar:

Silakan berkomentar atau kritik yang membangun

3.3.a.10 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

  3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 1. Aksi Nyata Modul 3.1 SARASEHAN BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN DIK...